PANTAI

PANTAI
Ujoeng Kareung _ Meulaboh

Wednesday 1 July 2015

Makalah Pangan


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Pangan merupakan komoditas penting dan strategis bagi bangsa Indonesia mengingat pangan adalah kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi oleh pemerintah dan masyarakat secara bersama-sama seperti diamanatkan oleh  Undang Undang Nomor 7 tahun 1996 tentang pangan. Dalam UU tersebut disebutkan Pemerintah menyelenggarakan pengaturan, pembinaan, pengendalian dan pengawasan, sementara masyarakat menyelenggarakan proses produksi dan penyediaan, perdagangan, distribusi serta berperan sebagai konsumen yang berhak memperoleh pangan yang cukup dalam jumlah dan mutu, aman, bergizi, beragam, merata, dan terjangkau oleh daya beli mereka.
Disamping itu, untuk meningkatkan ketahanan pangan dilakukan diversifikasi pangan dengan memperhatikan sumberdaya, kelembagaan dan budaya lokal melalui peningkatan teknologi pengolahan dan produk pangan dan peningkatan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi anekaragam pangan dengan gizi seimbang. PP Ketahanan Pangan juga menggarisbawahi untuk mewujudkan ketahanan pangan dilakukan pengembangan sumber daya manusia yang meliputi pendidikan dan pelatihan di bidang pangan, penyebarluasan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pangan dan penyuluhan di bidang pangan. Di samping itu, kerjasama internasional  juga dilakukan dalam bidang produksi, perdagangan dan distribusi pangan, cadangan pangan, pencegahan dan penanggulangan masalah pangan serta riset dan teknologi pangan.
Dari uraian di atas  terlihat ketahanan pangan berdimensi sangat luas dan melibatkan banyak sektor pembangunan. Keberhasilan pembangunan ketahanan pangan sangat ditentukan tidak hanya oleh performa salah satu sektor saja tetapi juga oleh sektor lainnya. Dengan demikian sinergi  antar sektor, sinergi  pemerintah dan masyarakat (termasuk dunia usaha) merupakan kunci keberhasilan pembangunan ketahanan pangan.
Menurut ahli antropologi Margaret Mead, pola pangan atau food pattern, adalah cara seseorang atau sekelompok orang memanfaatkan pangan yang tersediasebagai reaksi terhadap tekanan ekonomi dan sosio-budaya yang dialaminya. Pola pangan berkaitan dengan makan ( food habit ).
Aspek social budaya pangan adalah funsi pangan dalam masyarakat yang berkembang sesuai dengan keadaan lingkungan, agama, adat, kebiasaan, dan pendidikan masyarakat tersebut. Konsumsi makanan adalah makanan yangdimakan seseorang.

1.2. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Gizi.

1.3. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan makalah ini adalah menambah pengetahuan bagi penyusun tentang pola pangan di Indonesia dan aspek sosial budaya keanekaragaman pangan dan pola tubuh seimbang juga dapat bermanfaat bagi para pembaca makalah agar mengetahui pola pangan di Indonesia dan aspek sosial budaya keanekaragaman pangan dan pola tubuh seimbang serta menerapka pola hidup sehat dengan makan yang teratur sesuai dengan anjuran.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Konsep Pola Pangan
Pola pangan harapan merupakan suatu konsep yang digunakan untuk ,menilai jumlah dan komposisi atau ketersediaan pangan. Pola pangan harapan biasanya digunakan untuk perencanaan konsumsi, kebutuhan dan penyediaan pangan wilayah. Dalam menentukan PPH ada beberapa komponen yang harus diketahui diantaranya yaitu konsumsi energi dan zat gizi total, persentase energi dan  gizi aktual, dan skor kecukupan energi dan zat gizi.
Dengan pendekatan konsep Pola Pangan, keadaan perencanaan penyediaan dan konsumsi pangan penduduk diharapkan dapat memenuhi, tidak hanya kecukupan gizi (nutritional adequency), akan tetapi sekaligus juga mempertimbangkan keseimbangan gizi (nutritional balance) yang didukung oleh citarasa (palatability), daya guna (digestability), daya terima masyarakat (acceptability), kuantitas, dan kemampuan daya beli (affortablity).

2.2. Perkembangan Pola Pangan Di dunia dan di Indonesia
Pola pangan di Dunia berubah sesuai dengan perkembangan ekonomi dan industrialisasi. Manusia purba terutama hidup dari tumbuh-tumbuhan. Dengan ditemukannya alat berburu, manusia kemudian belajar memakan makanan hewani.
Penemuan api sekitar 300.000 tahun yang lalu, diikuti penemuan bahwa memasak makanan mempermudah pencernaannya dan merusak sebagian besar bahan-bahan racun yang terkandung didalamnya.
Kurang dari 10.000 tahun yang lalu, manusia belajar membudidayakan hewan dan tumbuh-tumbuhan.membudidayakan tumbuhan menghasilkan dua jenis golngan pertanian, yaitu pertanian jenis padi-padian dan pertanian jenis umbi-umbian. Jenis padi-padian berupa gandum yang sejenis cocok ditanam didaerah empat musim, sedangkan padi dan jagung di daerah tropis.
Jenis umbi-umbian, seperti ubi jalar, singkong, dan talas dapat tumbuh baik didaerah tropis, Demikianlah di berbagai bagian didunia berkembang pola pangan yang didasarkan atas makanan pokok gandum, jagung, bera, singkong, kentang dan sebagainya. Makanan pokok ini merupakan sumber energi, akan tetapi kurang kandungan proteinnya dan vitaminnya, terutama umbi-umbian, sehingga bila tidak disertai dengan makanan sumber protein dan vitamin, akan menimbulkan berbagai penyakit defisiensi gizi.
Pembudidayaan hewan, seperti sapi dan ternak lain lebih cepat berkembang didaerah empat musim. Ini kemungkinan disebabkan penduduk di daerah itu secara naluri merasakan kebutuhannya untuk memakan lebih banyak lemak yang bayak terdapat dalam hewan, memberi hasil samping berupa wol.
Daging, ayam, ikan susu, sayuran, dan buah-buahan menjadi bagian yang taak terpisahkan dari makanan sehari-hari. Perkembanagan teknologi pangan menyebabkan berbagai pangan dapat diperoleh sepanjang musim, melalui teknik pengeringan, pengalengan, pendinginan, dan radiasi.
Jenis bahan makanan pokok yang ditanam disuatu daerah di Indonesia banyak bergantung dari iklim dan keadaan tanah, sehingga didapat pola bahan makanan pokok sebagai berikut:
  • Pola beras (konsumsi karbohidrat berasal dari beras > 90% total kalori karbohidrat.
  • Pola beras- jagung serta beras-jagung dan umbi-umbian (pola beras-jagung: konsumsi beras terbesar, jagung > 10% dan tanaman lain < 5%; pola beras-jagung dan umbi-umbian: konsumsi beras terbesar , jagung > 10% dan umbi-umbian > 5%).
  • Pola beras-umbi-umbian (konsumsi beras terbesar, umbi-umbian = 10%, lainnya < 5%).
  • Pola beras-umbi-umbian-jagung (konsumsi beras terbesar , umbi-umbian = 10% dan jagung = 5%).

      Dari data diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk Indonesia menggunakan beras sebagai bahan makanan pokok. Dilihat dari nilai gizinya, padi-padian (beras dan jagung) lebih baik daripada umbi-umbian. Disamping nilai energi, padi-padian relatif lebih banyak mengandung protein daripada umbi-umbian.
2.3. Aspek Sosio Kultural Makanan
Selain peranan biologis yaitu untuk memenuhi rasa lapar, makanan mempunyai peranan sosial kultural :
  1. Fungsi kenikmatan (gastronomis)
  2. Makanan menyatakan jati diri
  3. Fungsi religi dan magis
  4. Fungsi kmunikasi
  5. Fungsi status ekonomi
  6. Simbol kekuasaan (den hartog 1980)
2.4. Pola Menu Seimbang
Pola Menu seimbang adalah menu yang disusun menggunakan semua golongan bahan makanan dan penggantinya, sehingga susunan makanan tersebut lengkap dan memenuhi kebutuhan akan semua zat-zat gizi untuk mencapai kesehatan maksimal. Menu sendiri berarti susunan makanan atau hidangan yang disantap oleh seseorang atau sekelompok orang setiap kali makan.

2.5. Keanekaragaman Pangan
Semua makhluk hidup membutuhkan makanan, terlebih dizaman yang sedemikian modern teknologi pangan sudah sedemikian maju, ironis sekali apabila melihat keadaan bangsa ini yang masih tertatih-tahih untuk mencukupi kebutuhan pangannya sendiri.Perkembangan dewasa ini pangan telah diandalkan sebagai pemelihara kesehatan dan kebugaran tubuh.Bahkan bila dimungkinkan, pangan harus dapat menyembuhkan atau menghilangkan efek negatif dari penyakit tertentu.
Adapun jenis-jenis pangan yaitu :
a.       Jenis Gandum
·         Beras putih
·         Beras merah
b.      Umbi-umbian
·         Kentang
·         Umbi garut
·         Umbi talas
·         Singgkong
·         Gadung
·         Ubi jalar
c.       Kacang-kacangan
·         Kacang tanah
·         Kacang merah
·         Kedelai
·         Kacang hijau
·         Jagung
d.      Daging/ikan
·         Belut
·         Daging sapi
·         Daging ayam
·         Ikan tongkol
·         Ikan teri
e.       Sayur-sayuran
·         Bayam
·         Kangkung
·         Kubis
·         Tomat wartel

2.6. Daftar Bahan Makanan Penukar
Daftar bahan makanan penukar merupakan daftar bahan makanan yang dikelompokkan dengan kandungan energi dan makronutrien (protein, lemak, karbohidrat) yang hampir sama. Karena kandungan gizi yang dimiliki oleh bahan makanan tersebut hampir sama, maka bahan makanan dalam satu kelompok/golongan dapat saling menukar/mensubstitusi satu sama lain. Intinya, misalkan ada seorang anak yang diberikan oleh orang tuanya uang 5 ribu dengan seorang anak yang juga diberikan oleh orang tuanya uang pecahan 1 ribu sebanyak 5. Maka dua hal ini merupakan hal yang sama-sama bernilai 5ribu.  
Daftar Bahan Makanan Penukar ini sangat berguna dalam membuat variasi makanan dalam penyusunan menu makan kita dalam sehari. Kenapa variasi makanan penting dalam tiap hari? Karena ingat, kandungan zat gizi selain makronutrien (karbohidrat, lemak dan protein) dalam tiap makanan itu berbeda-beda. Misalkan saja kandungan zat besi dalam nasi merah itu lebih bagus daripada nasi putih biasa. Begitu pula untuk semua jenis bahan makanan yang lain. Contoh langsung penggunaan BMP ini misalkan nasi putih biasa 100 g itu sama dengan nasi tim 200 g, dan nasi tim disini sebagai satu penakar dengan nasi putih biasa. Setiap satu penukar dalam BMP disebut juga sebagai satu porsi makan dalam setiap susunan hidangan makan. Misalkan saja, dalam makan pagi kita ada nasi 100 g, telur 60 gr dan 1 gls bayam. Maka nasi, telur dan bayam disini dihitung @ 1porsi dalam tiap kali makan.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pola pangan harapan merupakan suatu konsep yang digunakan untuk ,menilai jumlah dan komposisi atau ketersediaan pangan. Pola pangan harapan biasanya digunakan untuk perencanaan konsumsi, kebutuhan dan penyediaan pangan wilayah.
Pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah pangan yangdikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu.
Daftar bahan makanan penukar merupakan daftar bahan makanan yang dikelompokkan dengan kandungan energi dan makronutrien (protein, lemak, karbohidrat) yang hampir sama.

0 comments:

Post a Comment