PANTAI

PANTAI
Ujoeng Kareung _ Meulaboh

Wednesday 8 July 2015

Makalah Ragam Bahasa Ilmiah


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bahasa Indonesia, sebagaimana bahasa pada umumnya, digunakan untuk tujuan tertentu dan dalam konteks tertentu. Tujuan dan konteks ini akan menentukan ragam bahasa Indonesia yang harus digunakan. Seseorang yang menggunakan bahasa Indonesia untuk orasi politik misalnya, akan menggunakan ragam yang berbeda dari orang lain yang menggunakan untuk menyampaikan khotbah Jumat atau bahan kuliah. Mahasiswa disadarkan bahwa dalam dunia akademik atau ilmiah, ragam bahasa Indonesia yang digunakan adalah ragam ilmiah.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Bahasa Ragam Ilmiah
Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu ragam bahasa Indonesia yang digunakan dalam pertemuan dan penulisan karya ilmiah. Dimana bahasa ragam ilmiah ini diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode (pendekatan rasional pendekatan empiris) dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya. Sebagai bahasa yang digunakan untuk memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori, atau gabungan dari keempatnya, bahasa Indonesia diharapkan dapat menjadi media yang efektif untuk komunikasi ilmiah, baik secara tertulis maupun secara lisan.

B.     Karakteristik Bahasa Ragam Ilmiah
a)      Cendekia
Bahasa ilmiah itu mampu digunakan secara tepat untuk mengungkapkan hasil berpikir logis. Bahasa yang cendekia mampu membentuk pernyataan yang tepat dan seksama sehingga gagasan yang disampaikan penulis dapat diterima secara tepat oleh pembaca.
·         Contoh A : Infeksi cendawan pembentuk mikoriza (CPM) akan mempengaruhi serapan hara fosfor oleh tanaman inang melalui akar terutama tanaman yang tumbuh pada tanah yang kekurangan fosfor yang dimungkinkan oleh adanya hifa eksternal.
·         Contoh B : Infeksi cendawan pembentuk mikoriza (CPM) pada akar tanaman inang akan meningkatkan serapan hara fosfor melalui hifa eksternalnya.
Kalimat pada contoh B secara jelas mampu menunjukkan hubungan sebab-akibat tetapi tidak terungkap jelas pada contoh A.
Contoh A: Karena sulit, maka pengambilan data dilakukan secara tidak langsung.
Contoh B : Karena sulit, pengambilan data dilakukan secara tidak langsung.
Kecendekiaan juga berhubungan dengan kecermatan memilih kata. Suatu kata dipilih secara cermat apabila kata itu tidak mubazir, tidak rancu, dan bersifat idiomatis. Pilihan kata maka dan bahwa pada contoh A termasuk mubazir.
Contoh A : Hubungan rumusan masalah dengan simpulan tidak cocok.
Contoh B : Hubungan rumusan masalah dan simpulan tidak cocok.
Kata-kata yang barsifat idiomatis perlu dipilih secara cermat. Pilihan kata idiomatis yang tidak cermat tampak pada contoh A.

b)      Lugas dan Jelas
Bahasa Indonesia mampu menyampaikan gagasan ilmiah secara jelas dan tepat. Untuk itu, setiap gagasan diungkapkan secara langsung sehingga akan menghindari kesalah-pahaman dan kesalahan menafsirkan isi kalimat.
·         Contoh A: Mahasiswa sering mendapatkan tugas yang tidak dapat dikatakan ringansehingga kemampuan berfikirnya menjadi berada di awing-awang.
Contoh B : Mahasiswa sering mendapatkan tugas yang berat sehingga kemampuan berfikirnya menjadi menurun.
·         Contoh A : Untuk mengetahui apakah baik dan buruknya pribadi seseorang dari tingkah dan lakunya dalam sehari-hari.
Contoh B : Baik buruknya pribadi seseorang dapat dilihat dari tingkah lakunya sehari-hari.
Contoh A tidak mampu mengungkapkan gagasan secara jelas, antara lain karena kalimat terlalu panjang. Kalimat yang panjang itu manyebabkan kaburnya hubungan antargagasan yang disampaikan.

c)      Menghindari Kalimat Fragmentasi
Kalimat fragmentaris adalah kalimat yang belum selesai. Kalimat terjadi antara lain karena adannya keinginan penulis menggunakan gagasan dalam beberapa kalimat tanpa menyadari kesatuan gagasan yang diungkapkan.
·         Contoh A : Harap dilaksanakan sebaik-baiknya (Kalimat Fragmentaris)
Contoh B : Tugas tersebut harap dilaksanakan sebaik-baiknya (Kalimat Lengkap)

d)     Bertolak dari Gagasan           
Penonjolan diarahkan pada gagasan atau hal yang diungkapkan dan tidak pada penulis. Implikasinya, kalimat-kalimat yang digunakan didominasi oleh kalimat pasif sehingga kalimat aktif dengan penulis sebagai pelaku perlu dihindari.
·         Contoh A : Dari uraian tadi penulis dapat menyimpulkan bahwa menumbuhkan dan membina anak berbakat sangat penting.
Contoh B : Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menumbuhkan dan membina anak berbakat sangat penting.
Contoh kalimat A beroriantasi pada penulis. Contoh B berorientasi pada gagasan.

e)      Formal dan Objektif
Sifat formal dan objektif ditandai dengan kosa kata, bentukan kata, dan kalimat. Kosakata yang digunakan bernada fornal da kalimat-kalimatnya mengandung unsur yang lengkap.
·         Contoh :   Kata Formal                            Kata Informal
     Membuat                                 Bikin
     Hanya                                      Cuma
     Memberi                                  Kasi
·         Contoh A : Abstrak artikel harus ditulis dalam sebuah paragraf. Penelitian pasti diawali adanya masalah.
Contoh B : Abstrak artikel ditulis dalam sebuah paragraph. Penelitian diawali adanya masalah.
Kata-kata yang menunjukkan sikap ekstrim dapat memberi kesan subjektif dan emosional. Kata-kata seperti harus, wajib, tidak mungkin tidak, pasti, dan selalu perlu dihindari. Penulisan  kalimat A berikut  perlu dihindari karena  barsifat subjektif/emosional.

f)       Ringkas dan Padat
Sifat ringkas dan padat direalisasikan dengan tidak adanya unsur-unsur bahasa yang mubazir. Itu berarti menuntut adanya penggunaan bahasa yang hemat.
·         Contoh A : Nilai etis di atas menjadi pedoman bagi setiap  warga negara Indonesia.
Contoh B : Nilai etis sebagaimana tersebut pada paparan di atas menjadi pedoman dan dasar pegangan hidup dan kehidupan bagi setiap warg/a negara Indonesia.
Contoh A berikut  termasuk bahasa ilmiah yang ringkas/padat. Hadirnya kata yang bercetak miring pada kalimat B tidak memberi tambahan makna yang berarti. Dengan  demikian,  hadirnya kata-kata tersebut mubazir.

g)      Konsisten
Unsur bahasa dan ejaan dalam bahasa tulis ilmiah digunakan secara konsisten. Sekali sebuah unsur bahasa, tanda baca, tanda-tanda lain, dan istilah digunakan sesuai dengan  kaidah, itu semua selanjutnya digunakan secara konsisten.
·         Contoh : kata tugas untuk digunakan untuk mengantarkan tujuan dan kata tugas bagimengantarkan objek.

C.     Ciri Ragam Bahasa Ilmiah
1.      Struktur kalimat jelas dan bermakna lugas.
2.      Struktur wacana bersifat formal, mengacu pada standar konvensi naskah.
3.      Singkat, berisi analisis dan pembuktian, menyajikan konsep secara lengkap.
4.      Cermat dalam menggunakan unsur baku (istilah/kata), ejaan, bentuk kata, kalimat, paragraf, wacana.
5.      Cermat dan konsisten menggunakan penalaran dari penentuan topik, pendahuluan, deskripsi teori, deskripsi data, analisis data, hasil analisis sampai dengan kesimpulan dan saran.
6.      Menggunakan istilah khusus yang bersifat teknis dalam bidang ilmu tertentu.
7.      Objektif dapat diukur kebenarannya secara terbuka oleh umum, menghindarkan bentuk persona dan ungkapan subjektif.
8.      Konsisten dalam pembahasan topik, pengendalian variabel, tujuan, penalaran, istilah, sudut pandang, pendahuluan, landasan teori, deskripsi data, analisis data, hasil analisis, sampaidengan kesimpulan dan saran.

D.    Ragam Bahasa Pidato Ilmiah (Presentasi Ilmiah)
Ragam pidato ilmiah terdiri atas beberapa jenis, antara lain: presentasi makalah ilmiah, presentasi skripsi, presentasi tesis, presentasi disertasi dan pidato pengukuhan guru besar. Penulisan makalah ilmiah dilanjutkan dengan presentasi, diskusi dan tanya jawab. Adapun penulisan skripsi, tesis dan disertasi dilanjutkan dengan presentasi, pertanyaan ujian, dan diakhiri dengan penentuan kelulusan.
Untuk mendapat hasil yang optimal, seorang presenter ilmiah harus memperhatikan beberapa hal, yaitu:
a.       Etika ilmiah, makdsunya bahwa seseorang presenter ilmiah (1) harus menggunakan ragam bahasa ilmiah, (2) penalaran ilmiah, (3) bersikap obejktif, (4) menggunakan kalimat yang terukur kebenarannya, (5) mematuhi aturan formal presentasi, (6) mempresentasikan seluruh materi (secara singkat) sesuai dengan waktu yang ditentukan, (7) mengutip konsep, data, dan pendapat dengan menyebutkan sumbernya, (8) mengutip data yang relevan dengan pembuktian, (9) tidak mempresentasikan masteri di luar bahasa karya ilmiah, (10) dapat menjawab pertanyaan pendengar atau penguji atas bahasa materi, konsep, data, kata, istilah, penalaran, pembuktian, konsekuensi logis dari karya ilmiahnya, (11) mencermati setiap respon pendengar (penguji).
b.      Ketentuan lembaga (universitas), yaitu (1) mengikuti format penulisan sesuai dengan ketentuan lembaga atau universitas, (2) mengikuti produser (aturan) yang berlaku pada lembaga atau universitas, (3) mengikuti sistem yang berlaku pada lembaga atau universitas.
c.       Kemampuan personal, yakni, (1) bersikap simpatik, sopan dan hormat kepada pendengar (penguji), (2) bersikap santun dalam setiap tutur kata, tidak menunjukkan kemampuan diri berlebiha, (3) menghindari subjektivitas dengan menggunakan akau, saya rasa, saya pikir, dan lain-lain. Sebaiknya seseorang presenter menggunakan kata pengalaman membuktikan ..., uji coba menunjukkan, dan lain-lain, (4) berpakaian sopan, (5) menunjukkan sikap positif, serius, cermat, dan percaya diri.
d.      Kemampuan teknis, yakni (1) menganalisis data primer dan sekundewr, baik kualitatif maupaun kuantitatif, (2) mengaplikasikan penggunaan pustaka, (3) melengkapi pembuktian (sumber) teori, (4) menggunakan saran visual seperti, LCD, OHP, peraga, dan data (dokumen), (5) memvisualkan data pendukung gambar, grafik, atau data lain yang relevan.
Ketika melakukan presentasi ilmiah, presenter juga dituntut untuk berusaha sekiuat tenaga agar bahasa Indonesia ilmiah sebagaimana yang dikemukakan di atas. Sementara itu, beberapa fasilitas dalam penggunaan bahasa lisan tetap dapat dimanfaatkan, misalnya adanya kesempatan untuk mengulang-ulang, menekankan dengan menggunakan intonasi, jeda, dan unsur intonasi lainnya.
Contoh pidato presentasi skipsi:
Bapak-bapak, ibu-ibu, dan saudara-saudara yang saya hormati,
Perkenanakan saya memaparkan skripsi saya secara ringkas!
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Penjualan Saham terhadap Laba Usaha pada PT BNI Cabang Makassar tahun 2007”. Skripsi ini memasahkan bagaimana pengaruh penjualana saham terhadap laba usaha pada perusahaan tersebut sejak 1 Juli hingga 31 Desember 2007. Penjualan saham merupakan variabel bebas dan laba usaha merupakan variabel terikat.
Kajian teoritik bersumber pada data sekunder yang diperoleh melalui buku, jurnal, ensiklopedia, website, dan beberapa laporan penelitian dalam bahasan yang sejalan dengan topik ini. Kajian ini menggunakan sumber data yang diterbitkan pada tahuan 2006-2007. Kajian ini dideskripsikan dalam Bab II Deskripsi Teori.
Berdasarkan kajian teoritik tersebut dilakukan pengumpulan data  di lapangan, yaitu kantor PT BNI Cabang Makassar dan di kantor-kantor cabang pembantu lainnya untuk mendapatkan data prmier. Data ini dikumpulkan sejak tanggal  1 juli sampai dengan 31 Desember 2007. Data ini diperoleh melalui observasi, angket, wawancara, dan melalui website.  Data ini dideskripsikan dalam Bab V Deskripsi Data, Analisis, dan Hasil Analisis Data. Selanjutnya, data ini dianalisis secara deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahawa penjualan  saham terhadap laba usaha memenngaruhi secara signifikan. Sebagai kesimpulan bahwa penjualan saham berpengaruh secara positif terhadap laba usaha.

E.     Ragam Ilmiah dalam Menulis Akademik
Menggunakan bahasa Indonesia ragam ilmiah dalam menulis dan presentasi ilmiah berarti memanfaatkan potensi bahasa Indonesia untuk memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori atau gabungan dari keempat hal tersebut, serta hasil penelitian secara tertulis dan lisan. Itu berarti bahwa pada saat menulis tulisan ilmiah, penulis harus berusaha keras agar bahasa Indonesia yang digunakan benar-benar menunjukkan sifat yang cendekia, lugas dan jelas, mengindari kalimat yang fragmentasi, bertolak dari gagasan, formal dan objektif, ringkas dan padat, dan konsisten. Sifat-sifat bahasa Indonesia yang demikian ditampakkan pada pilihan kata, pengembangan kalimat, pengembangan paragraf, kecermatan dalam menggunakan ejaan, dan aspek-aspek lainnya.
Contoh : Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial yang lain, kegiatan berbahasa baru dapat terwujud apabila manusia terlibat di dalamnya. Di dalam berbicara, pembicara dan lawan bicara sama-sama menyadari bahwa ada kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya, inpterpretasi-interpretasi lainnya terhadap tindakan lawan bicara. Setiap peserta penutur bertanggung jawab atas tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah kebahasaan yang dilakukan dalam interaksi lingual itu.
  

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
·         Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu ragam bahasa Indonesia yang digunakan dalam pertemuan dan penulisan karya ilmiah.
·         Bahasa ragam ilmiah memiliki ciri khas yakni cendekia, lugas dan jelas, menghindari kalimat fragmentaris, bertolak dari gagasan, formal dan objektif,  ringkas  dan padat, dan konsisten.
·         Untuk mendapatkan hasil yang optimal, seorang presenter ilmiah harus memperhatikan beberapa hal, yaitu : etika ilmiah, ketentuan lembaga (universitas), kemampuan personal, dan kemampuan teknis.
·         Menggunaan bahasa Indonesia ragam ilmiah dalam menulis dan presentasi ilmiah berarti memanfaatkan potensi bahasa Indonesia untuk memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori atau gabungan dari keempat hal tersebut, serta hasil penelitian secara tertulis dan lisan.




0 comments:

Post a Comment